Minggu, 08 November 2015

Penyakit Pasca Panen pada Jagung

Reni Safitri(14/365080/PN/13657)

1 November 2015, Sri Wijiastuti, Penyuluh Pertanian Pusluhtan, BPPSDMP


Busuk tongkol fusarium
Penyakit busuk tongkol fusarium atau sering disebut dengan busuk tongkol merah, merupakan penyakit umum pada tanaman jagung di seluruh dunia. Jamur-jamur ini dapat terbawa oleh biji dan mengadakan infeksi lewat biji dan tanah sehingga menyebabkan penyakit semai. Jamur ini juga menyerang batang dan menyebabkan busuk pangkal batang. Di dalam tanah, penyakit ini tumbuh dan menyebar secara saprofit pada jaringan tanaman jagung yang telah mati. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan menggunakan organomerquri dan non merquri seperti Arasan dan Dithane. Jenis lain dari fusarium adalah F. Graminearum. Jenis ini juga menyerang kecambah yang menyebabkan busuk tangkai, dan juga pada cuaca basah dapat menyerang biji menjadi busuk. Patogen ini merupakan pathogen yang lewat biji dan merupakan juga pathogen tanah. Di tanah bertahan pada sisa-sisa tanaman. Perlakuan biji dilakukan dengan Thiram 500 g/100 kg biji.

Gejala busuk tongkol Fusarium bervariasi tergantung berta ringannya penyakit, varietas, dan jenis patogennya. Penyakit ini menyebabkan biji busuk sampai pada pangkal tongkol, warna bervariasi dari merah jambu, sampai coklat kemerahan atau coklat kelabu, tergantung pada banyak sedikitnya jamur dan cuaca. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan pemeliharaan tanaman sebaik-baiknya, antara lain dengan pemupukan yang seimbang, tidak membiarkan tongkol terlalu lama mongering di ladang, penanaman varietas tahan, pergiliran tanaman, dan perlakuan benih.

2. Busuk tongkol diplodia
Patogen ini terdapat di tempat-tempat yang beriklim dingin. Pathogen ini menyebabkan seedling blight, busuk tangkai dan busuk biji. Infeksinya melalui biji dan tanah. Perlakuan biji akan efektif dengan pemberian bahan kimia organomerquri dan non merquri yaitu Arasan dan Dithane.

Busuk tongkol diplodia ini banyak tersebar di Jawa, bahkan sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Penyakit ini membentuk kompleks busuk tongkol, yang juga dapat menyebabkan busuk batang dan penyakit semai. Penyakit ini pada umumnya kurang merugikan, meskipun cenderung lebih merugikan di daerah beriklim sedang dan di pegunungan daerah tropik.

Gejala yang muncul pada tanaman jagung yang terkena penyakit busuk tongkol diplodia adalah terjadi infeksi pada beberapa biji secara tidak tampak sampai ke membusuknya seluruh tongkol dan kelobot. Diantara bibji - biji terdapat miselium jamur yang berwarna putih sampai coklat kelabu. Biasanya pembusukan berkembang dari pangkal ke ujung tongkol.

Penyebab penyakit ini adalah jamur Diplodia mydis (Berk.) Sacc. Jamur ini membentuk piknidium dalam jaringan, bulat atau agak bulat, coklat tua atau hitam, garis tengah 150-300 nm, dinding bersel banyak, berwarna gelap di sekeliling ostiol yang bulat dan menonjol, yang mempunyai garis tengah 40 nm. Patogen mempertahankan diri dalam biji dan hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa tanaman sakit. Pada waktu tanaman lembab, konodium keluar dari piknidium seperti benang-benang hitam dan seterusnya konidium dapat dipencarkan oleh percikan air, atau setelah mengering oleh angin. Pengendalian dapat dilakukan dengan penanaman benih yang sehat, penanaman varietas yang tahan , dan perlakuan benih (seed dressing).

3. Busuk penicillium
Penyakit busuk penicillum ini disebabkan oleh jamur Penicillium spp. Penyakit ini disebarkan lewat biji . Gejala yang tampak yaitu adanya spora jamur mirip tepung yang berwarna biru sampai hijau atau hijau tua yang melekat umumnya pada pangkal tongkol dan apabila dalam keadaan yang menguntungkan dapat menyelimuti seluruh bagian tongkol jagung.

Faktor perlakuan pada benih, dan keadaan lingkungan seperti kelembaban dan suhu sangat mempengaruhi perkembangan jamur ini. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan menitikberatkan pada perrlakuan benih atau penyimpanan seperti sanitasi , aerasi gudang serta pemberian fumigasi sistemik.

4. Busuk tongkol Aspergilllus
Gejala yang tampak pada tongkol yang terkena busuk tongkol aspergillus yaitu tongkol berwarna kehijauan, kuning sampai hitam. Kerusakan pada umumnya terjadi pada bagian ujung tongkol yang sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu di dalam penyimpanan atau gudang. Jamur penyebab penyakit ini adalah dari jenis Aspergillus flafus dan A. Parasitcus yang dapat memproduksi alfatoksin yang bersifat racun pada hewan dan manusia. Alfatoksin tersebut terbentuk baik pada suhu 80 F(27o) C. Tongkol atau benih yang terinfeksi janmur ini sesegera mungkin dimusnahkan atau diberi perlakukan khusus yang dapat membatasi penyebaran penyakit ini melalui biiji. Upaya preventif yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemilihan benih yang sehat, perlakuan pada tempat penyimpanan (gudang) dan pemberian fungisida sistemik.

Gosong bengkak.
Jagung yang terkena penyakit gosong bengkak akan memperlihatkan gejala seperti bibji-biji yang terinfeksi akan membengkak,dan membentuk kelenjar. Semula gall berwarna putih, selanjutnya akan berwarna hitam setelah jamur berkembang dan membentuk spora. Kelenjar dapat membesar dan menyebabkan kelobot terdesak ke samping sehingga, sebagian kelenjar terlihat dari luar.

Penyakit gosong bengkak ini disebabkan oleh jamur Uslilago maydis atau U, zeae. Jamur ini dapat bertahan secara saprofit dalam bentuk klamidospora pada sisa tanaman, pupuk organis dan dalam tanah. Klamidospora ini dapat bertahan hidup cukup lama hingga bertahun-tahun.

Faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan pathogen adalah tanah yang subur dan lembab, penanaman padi yang rapat dan unsur hara. Usaha yang dilakukan untuk pengendalian penyakit ini adalah dengan membenamkan atau membakar tanaman yang sakit.

Dikutip dari: http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/10357/penyakit-pasca-panen-pada-jagung

1 komentar:

  1. ANALISIS ARTIKEL CYBER EXTENSION

    Nama : Niken Karina
    NIM : 13535
    Golongan : B3
    Kelompok :
    a. Adakah nilai penyuluhan
    • Sumber Teknologi / ide : ide dalam artikel ini berupa cara mengatasi penyakit pascapanen pada Jagung.
    • Sasaran : sasaran artikel ini adalah masyarakat dan petani khususnya petani Jagung
    • Manfaat : manfaat artikel ini adalah untuk menginformasikan bahwa adanya penyakit pascapanen pada tanaman Jagung berupa Busuk tongkol fusarium, Busuk tongkol diplodia, Busuk penicillium, Busuk tongkol Aspergilllus dan Gosong bengkak.selain itu manfaat dalam artikel ini berupa cara mengatasi atau menangani penyakit pascapanen pada tanaman Jagung dan penyebab penyakit ini sehingga dapat dicegah.
    • Nilai Pendidikan : Artikel ini memberikan pendidikan kepada petani jagung dalam menangani dan mengatasi penyakit pascapanen.

    b. Sebutkan dan Jelaskan nilai berita yang terkandung dalam artikel
    artikel ini mengandung nilai berita berupa
    1. Timelines karena ditulis pada tanggal 1 November 2015.
    2. Proximity, karena hampir seluruh petani di Indonesia menanam Jagung sehingga kegagalan dan keberhasilan produksi akan mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh petani.
    3. Importance, para petani Jagung membutuhkan informasi penyakit pascapanen ini dikarenakan sesuai dengan kepetingan petani.
    4. Policy, artikel ini ditulis sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam Swasembada Pajale dan berkaitan dengan petani dalam usaha untuk mencegah penurunan produksi akibat penyakit pascapanen.
    5. Prominence, dikemukakan oleh Sri Wijiastuti, Penyuluh Pertanian Pusluhtan, BPPSDMP, sehinnga beritanya mudah dipercaya.
    6. Development, bahwa keberhasilan Swasemba Pajale khususnya jagung akan meningkatkan pembangunan dan peningkatan ekonomi Indonesia.

    BalasHapus