Penyakit Pasca Panen pada Jagung
Reni Safitri(14/365080/PN/13657)
1 November 2015, Sri Wijiastuti, Penyuluh Pertanian
Pusluhtan, BPPSDMP
Busuk
tongkol fusarium
Penyakit
busuk tongkol fusarium atau sering disebut dengan busuk tongkol merah,
merupakan penyakit umum pada tanaman jagung di seluruh dunia. Jamur-jamur ini
dapat terbawa oleh biji dan mengadakan infeksi lewat biji dan tanah sehingga
menyebabkan penyakit semai. Jamur ini juga menyerang batang dan menyebabkan
busuk pangkal batang. Di dalam tanah, penyakit ini tumbuh dan menyebar secara
saprofit pada jaringan tanaman jagung yang telah mati. Pencegahan penyakit ini
dilakukan dengan menggunakan organomerquri dan non merquri seperti Arasan dan
Dithane. Jenis lain dari fusarium adalah F. Graminearum. Jenis ini juga
menyerang kecambah yang menyebabkan busuk tangkai, dan juga pada cuaca basah
dapat menyerang biji menjadi busuk. Patogen ini merupakan pathogen yang lewat
biji dan merupakan juga pathogen tanah. Di tanah bertahan pada sisa-sisa
tanaman. Perlakuan biji dilakukan dengan Thiram 500 g/100 kg biji.
Gejala
busuk tongkol Fusarium bervariasi tergantung berta ringannya penyakit,
varietas, dan jenis patogennya. Penyakit ini menyebabkan biji busuk sampai pada
pangkal tongkol, warna bervariasi dari merah jambu, sampai coklat kemerahan
atau coklat kelabu, tergantung pada banyak sedikitnya jamur dan cuaca. Pengendalian
penyakit ini dapat dilakukan dengan pemeliharaan tanaman sebaik-baiknya, antara
lain dengan pemupukan yang seimbang, tidak membiarkan tongkol terlalu lama
mongering di ladang, penanaman varietas tahan, pergiliran tanaman, dan
perlakuan benih.
2.
Busuk tongkol diplodia
Patogen
ini terdapat di tempat-tempat yang beriklim dingin. Pathogen ini menyebabkan
seedling blight, busuk tangkai dan busuk biji. Infeksinya melalui biji dan
tanah. Perlakuan biji akan efektif dengan pemberian bahan kimia organomerquri
dan non merquri yaitu Arasan dan Dithane.
Busuk
tongkol diplodia ini banyak tersebar di Jawa, bahkan sudah menyebar ke seluruh
Indonesia. Penyakit ini membentuk kompleks busuk tongkol, yang juga dapat
menyebabkan busuk batang dan penyakit semai. Penyakit ini pada umumnya kurang
merugikan, meskipun cenderung lebih merugikan di daerah beriklim sedang dan di
pegunungan daerah tropik.
Gejala
yang muncul pada tanaman jagung yang terkena penyakit busuk tongkol diplodia
adalah terjadi infeksi pada beberapa biji secara tidak tampak sampai ke
membusuknya seluruh tongkol dan kelobot. Diantara bibji - biji terdapat
miselium jamur yang berwarna putih sampai coklat kelabu. Biasanya pembusukan
berkembang dari pangkal ke ujung tongkol.
Penyebab
penyakit ini adalah jamur Diplodia mydis (Berk.) Sacc. Jamur ini membentuk
piknidium dalam jaringan, bulat atau agak bulat, coklat tua atau hitam, garis
tengah 150-300 nm, dinding bersel banyak, berwarna gelap di sekeliling ostiol
yang bulat dan menonjol, yang mempunyai garis tengah 40 nm. Patogen
mempertahankan diri dalam biji dan hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa
tanaman sakit. Pada waktu tanaman lembab, konodium keluar dari piknidium
seperti benang-benang hitam dan seterusnya konidium dapat dipencarkan oleh
percikan air, atau setelah mengering oleh angin. Pengendalian dapat dilakukan
dengan penanaman benih yang sehat, penanaman varietas yang tahan , dan
perlakuan benih (seed dressing).
3.
Busuk penicillium
Penyakit
busuk penicillum ini disebabkan oleh jamur Penicillium spp. Penyakit ini
disebarkan lewat biji . Gejala yang tampak yaitu adanya spora jamur mirip
tepung yang berwarna biru sampai hijau atau hijau tua yang melekat umumnya pada
pangkal tongkol dan apabila dalam keadaan yang menguntungkan dapat menyelimuti
seluruh bagian tongkol jagung.
Faktor
perlakuan pada benih, dan keadaan lingkungan seperti kelembaban dan suhu sangat
mempengaruhi perkembangan jamur ini. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan
menitikberatkan pada perrlakuan benih atau penyimpanan seperti sanitasi , aerasi
gudang serta pemberian fumigasi sistemik.
4.
Busuk tongkol Aspergilllus
Gejala
yang tampak pada tongkol yang terkena busuk tongkol aspergillus yaitu tongkol
berwarna kehijauan, kuning sampai hitam. Kerusakan pada umumnya terjadi pada
bagian ujung tongkol yang sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu di dalam
penyimpanan atau gudang. Jamur penyebab penyakit ini adalah dari jenis
Aspergillus flafus dan A. Parasitcus yang dapat memproduksi alfatoksin yang
bersifat racun pada hewan dan manusia. Alfatoksin tersebut terbentuk baik pada
suhu 80 F(27o) C. Tongkol atau benih yang terinfeksi janmur ini sesegera
mungkin dimusnahkan atau diberi perlakukan khusus yang dapat membatasi
penyebaran penyakit ini melalui biiji. Upaya preventif yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan pemilihan benih yang sehat, perlakuan pada tempat penyimpanan
(gudang) dan pemberian fungisida sistemik.
Gosong
bengkak.
Jagung
yang terkena penyakit gosong bengkak akan memperlihatkan gejala seperti
bibji-biji yang terinfeksi akan membengkak,dan membentuk kelenjar. Semula gall
berwarna putih, selanjutnya akan berwarna hitam setelah jamur berkembang dan
membentuk spora. Kelenjar dapat membesar dan menyebabkan kelobot terdesak ke
samping sehingga, sebagian kelenjar terlihat dari luar.
Penyakit
gosong bengkak ini disebabkan oleh jamur Uslilago maydis atau U, zeae. Jamur
ini dapat bertahan secara saprofit dalam bentuk klamidospora pada sisa tanaman,
pupuk organis dan dalam tanah. Klamidospora ini dapat bertahan hidup cukup lama
hingga bertahun-tahun.
Faktor
yang berpengaruh terhadap perkembangan pathogen adalah tanah yang subur dan
lembab, penanaman padi yang rapat dan unsur hara. Usaha yang dilakukan untuk
pengendalian penyakit ini adalah dengan membenamkan atau membakar tanaman yang
sakit.
Dikutip dari: http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/10357/penyakit-pasca-panen-pada-jagung